CV-GEN News

Ramah Lingkungan, Teknologi Kapal Pesiar Masa Depan

Membahas tentang kapal pesiar yang tentunya juga perkembangan teknologi ramah lingkungan yang sedang berkembang saat ini. Kita pasti mempunyai banyak sumber bacaan untuk mengetahui seluk beluknya.

Mulai dari kisah populer sampai dengan perkembangan teknologi tentang perkapalan terlebih tentang kapal pesiar itu sendiri. Memahami tentang hal tersebut kita setuju jika berbicara tentang teknologi tentu juga berbicara tentang energi yang dibutuhkan untuk pengoperasiannya.

Ada cerita populer tentang kapal pesiar pada beberapa dekade silam. Tentu kita ingat akan Symphony of the Sea atau akrab kita kenal dengan Titanic. Mengingat tentang Titanic tak akan terpisahkan dari kisah kasih Rose & Jack.

Namun selain kisah kasihnya yang populer juga kita akan memahami tentang teknologinya pada masa itu. Membawanya berlayar melalui samudera dengan kapasitas penumpang mencapai 1.500 orang, tak heran jika itu merupakan teknologi terbaik pada masanya.

Perlu kita ketahui jika teknologi Titanic pada masa itu masih mengandalkan batu bara sebagai bahan bakar penggeraknya. Yang mana jika kita ketahui bersama kebutuhannya perhari pada saat itu sekitar 840 Ton/Hari, tentu bukan jumlah yang kecil.

Namun teknologi tersebut tak bertahan lama, pasalnya Titanic merupakan kapal pesiar terakhir yang menggunakan bahan bakar batu bara. Setalah itu hampir semua kapal pesiar beralih pada bahan bakar minyak.

Energi Penggerak Teknologi Kapal Pesiar

Bahan bakar minyak masih eksis sampai sekarang untuk kebutuhan kapal pesiar. Baik untuk kebutuhan rute dalam negeri maupun luar negeri mayoritas menggunakan bahan bakar minyak sebagai sumber energinya.

Berbagai macam kapal pesiar dengan tujuan dan kapasitas mesin maupun penumpang menjadikan jenis transportasi ini sebagai yang paling bergengsi. Dengan pilihannya yang variatif juga memadupadankan dengan kebutuhan gaya hidup dari penikmatnya.

Kapal pesiar hadir sebagai pelengkap kemajuan teknologi dari masa ke masa. Berbicara tentang teknologi yang semakin kesini membawa pada arah iklim kebutuhan energi yang terbarukan. Maka dengan kata lain energi yang tidak memiliki daur hidup merupakan energi yang tidak ramah lingkungan.

Karena kita semua memahami bahwa kebutuhan akan energi tak terbarukan seperti halnya batu bara atau bahkan minyak saat ini sangat besar. Maka banyak ilmuwan yang berlomba dari bebagai negara untuk menemukan energi terbarukan dan tentunya ramah lingkungan.

Kapal pesiar dengan kapasitas mesin yang terpasang dan juga teknologinya mampu membawa ratusan bahkan ribuan orang. Hal tersebut akan senada juga dengan kebutuhan energinya, terlebih sampai saat ini mayoritas kapal pesiar masih menggunakan bahan bakar minyak yang berupa Marine Fuel Oil atau MFO.

Mengingat bahan bakar jenis ini banyak digunakan untuk indutri besar. Maka dengan kata lain kebutuhannya juga sangat tinggi karena merupakan yang ekonomis daripada minyak bakar lainnya dengan sifat kentalnya.

Namun juga kita harus memahami , jenis bahan bakar minyak tentu memiliki residu dari setiap penggunaannya. Terlebih jika kita melihat dari sudut pandang produksinya, meskipun kita sendiri paham jika melihat dari dalam negeri banyak produsen “minyak” yang melabelkan diri sebagai perusahaan yang ramah lingkungan. Namun kita bersama memahami bahwa kegiatan eksplorasi tentunya memiliki dampak dan sangat ketat mendapat pengawasan dari kementrian terkait.

Energi Ramah Lingkungan Kapal Pesiar

Sebagai bandingan dengan kebutuhan industri, tentu dalam hal ini kapal pesiar akan bergerak maju untuk mendapatkan bahan bakar sebagai kebutuhan utamanya. Juga kita sepaham jika kapal pesiar adalah kebutuhan tersier namun bagi sebagian orang hal tersbut adalah kebutuhan utama untuk mendapatkan pengalaman transportasi laut yang juga menawarkan sisi rekreasi. Dengan nominal berpapun bagi sebagian orang untuk bisa menikmati jenis transpotasi ini akan dibayarkan.

Memahami bahwa keberadaan kapal pesiar bisa jadi akan terus tumbuh. Maka akan sebading juga dengan kebutuhan energinya, terlebih saat ini MFO masih menjadi primadona. Para pengusaha kapal pesiar harus sudah mulai memikirkan tentang jangka panjang dari dampak usahanya. Kolaborasi dengan para ahli tentu sangat baik bagi pelaku bisnis ini. Melihat potensi lain dari alam in yang mungkin ada untuk bisa menjadi alternatif sumber energi yang tentunya terbarukan.

Kita ambil contoh dari dalam negeri sudah ada yang memulai untuk mendesain kapal pesiar dengan teknologi ramah lingkungan, yaitu para peneliti dari ITS (Institute Sepuluh November) Surabaya. Dengan kata lain sudah ada prakarsa terutama dari dalam negeri untuk memulai beralih pada teknologi ramah lingkungan. Dengan menggunakan energi matahari sebagai penggerak teknologi yang membawanya, desain kapal pesiar ini menjadi yang ramah lingkungan saat ini.

Sebagai bentuk tanggung jawab bersama dan juga semangat untuk menjaga bumi, sudah selayaknya industri besar seperti kapal pesiar menerapkan energi yang terbarukan dan tentunya dengan teknologi ramah lingkungan.